VIVAnews.com
Peneliti dari the John Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan bakteri pembunuh parasit penyebab malaria pada manusia. Para penelili menemukan bakteri itu justru dalam tubuh nyamuk Anopheles, sang penyebar malaria.
Bakteri pembunuh parasit malaria itu adalah jenis enterobacter. Bakteri ini secara alami berada dalam usus nyamuk. Enterobacter ini membunuh parasit dengan memproduksi jenis oksigen reaksi.
"Kami telah menunjukkan bahwa bakteri dalam usus nyamuk dapat mengaktifkan sistem kekebalan dalam tubuh nyamuk dan dengan demikian secara tidak langsung membatasi perkembangan parasit malaria," kata penulis senior peneliti, George Dimopoulos seperti dilansir laman medindia.net.
"Dalam penelitian ini kami menunjukkan bahwa bakteri tertentu secara langsung dapat menghambat perkembangan parasit malaria melalui produksi radikal bebas yang merusak plasmodium dalam usus nyamuk."
"Kami sangat tertarik dengan penemuan ini, sebab ini mungkin bisa menjelaskan mengapa nyamuk jenis yang sama dan keturunannya kadang-kadang berbeda daya tahannya terhadap parasit, dan kami mungkin juga menggunakan ini untuk mengembangkan metode untuk menghentikan penyebaran malaria," kata Dimopoulos.
Untuk penelitian, peneliti mengisolasi bakteri enterobacter dari usus nyamuk Anopheles yang dikumpulkan di dekat the John Hopskin Malaria Researcher Institute di Macha, yang terletak di dekat Zambia. Sekitar 25 persen nyamuk yang dikumpulkan mengandung bakteri yang khusus.
Studi laboratorium menunjukkan bakteri membatasi pertumbuhan Plasmodium lebih dari 99 persen, baik dalam usus nyamuk maupun dalam tabung percobaan yang biasa digunakan untuk menguji parasit malaria pada manusia.