VIVAnews.com
Sekitar 3.500 tahun lalu, Ratu Ahmose-Meryet-Amon menikmati kehidupan yang sangat mewah di kawasan yang kini menjadi Luxor, sebuah kota di kawasan Selatan Mesir. Namun tampaknya, ia tidak hidup berbahagia di penghujung hidupnya..
Pasalnya, dari penelitian, diketahui bahwa dua dari tiga pembuluh darah koroner utama tubuhnya mengalami kalsifikasi, yang merupakan tanda-tanda terjadinya atherosklerosis atau penumpukan lemak di dinding pembuluh arteri. Jika ia hidup di masa kini, operasi bypass perlu dilakukan.
Tim ilmuwan menemukan kondisi ini setelah melakukan CT scan terhadap seluruh tubuh sang ratu yang telah dimumikan. Temuan tersebut membuat Ratu Ahmose-Meryet-Amon menjadi pasien tertua yang diketahui mengidap penyakit arteri dan jantung.
Pada laporannya, A. H. Allam dan rekan-rekannya saat mempresentasikan temuannya dalam sebuah konferensi internasional Non-Invasice Cardiovascular Imaging, menyebutkan, atherosclerosis ternyata merupakan hal yang umum terjadi pada manusia purba setelah mereka melakukan penelitian terhadap mumi purbakala Mesir.
Seperti dikutip dari jurnal Scientific American, 23 Mei 2011, makanan bangsa Mesir di kala itu adalah buah-buahan dan sayur-sayuran, gandum dan jelai, sedikit daging, roti, dan bir. Masyarakat Mesir juga sangat aktif melakukan aktivitas. Pola hidup itu merupakan tanda-tanda gaya hidup sehat. Lalu mengapa Ratu tersebut meninggal di usia 40 tahunan?
Menurut kesimpulan peneliti, sang Ratu kemungkinan punya genetika yang memiliki kecenderungan untuk mengalami penyakit jantung. Kemungkinan lain, ia mengonsumsi makanan yang tidak lazim dimakan oleh orang-orang di kala itu.
Kemungkinan lainnya adalah ia mengalami radang akibat penyakit yang umum disebabkan oleh parasit atau penyebab patologi kardiovaskular yang ketika itu belum diketahui.
Yang pasti, dari pemindaian terhadap mumi, diketahui bahwa penyakit jantung, yang sebelumnya diketahui merupakan akibat dari gaya hidup medern, ternyata telah hadir setidaknya sejak 3.500 tahun yang lalu.